Tampilkan postingan dengan label Sains. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sains. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Mei 2012

Kreatif, Limbah Organik Disulap Jadi BBM



Terobosan baru dilakukan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Malang. Memanfaatkan limbah sampah organiknya, DCKTR mampu menyulap limbah sampah rumah tangga menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa gas methane sebagai bagan baku alternatif.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan DCKTR Kabupaten Malang, Gunawan Purnadi, mengatakan, memanfaatkan limah sampah di TPA Talangagung, Kecamatan Kepanjen, produksi gas methane mampu untuk menyuplai penerangan jalan umum, gas bahan baku elpiji dan juga bahan bakar untuk mobil.

"Gas methane ini disalurkan ke rumah warga disekitar TPA selama 24 jam. Alternative lainnya, gas methane dari sampah, bisa kami gunakan untuk bahan bakar mobil," ungkapnya.

Kata dia, di lokasi TPA, terdapat 60 Kepala Keluarga. Mereka, memperoleh pasokan gas methane secara gratis. Biasanya, digunakan untuk bahan baku gas elpiji buat masak. "Gas methane dari TPA dipakai warga untuk memasak juga. Kan lumayan untuk subsidi elpiji juga," terangnya ramah.

TPA talangagung, mempunyai luas 2,5 hektar. Perhari, mendapat kiriman limbah sampah organik dan unorganik sebanyak 125 meter kubik. Manfaat limbah sampah ditempat ini, mampu menghasilkan listrik degan kapasitas 500 watt-750 watt.

"Genset di TPA talangagung menggunakan bahan baku sampah. Genset satu unitnya mencapai daya 5000 watt," ucapnya.

Terpisah, Kepala Laboratorium TPA Talangagung, Rudi Santoso menerangkan, gas methane ditempat ini juga dipakai bahan bakar mobil. Uji coba bahan bakar alternative sudah dibuktikan. Yakni, dipakai pada mobil Erope jenis Mercy tahun buatan 1979. Mobil mewah itu dimodifikasi dulu dengan menggunakan sistem hibrid. "Metode hibrid, mobil bisa menggunakan bahan bakar premium, elpiji dan gas methane," paparnya.

Rudi menambahkan, 12 kilogram gas methane, sanggup menempuh perjalanan sejauh 120 kilometer. Bisa dibayangkan jika dibandingkan dengan premium yang hanya mampu menempuh jarak 4 kilometer untuk 2 liter premium saja. "Inovasi ini, kerjasa sama dengan kader lingkungan dan DCKTR. Sehingga, diharapkan gas methane bisa menjadi bahan baku alternative mobil nantinya," 

Peneliti: Urin Bisa Jadi Bahan Bakar Alternatif



Minyak bumi makin langka dan mahal. Harganya juga terus meroket dipicu gejolak politik di Timur Tengah yang tak pernah usai. Kondisi itu mendorong berbagai kalangan mencari bahan bakar alternatif: hidrogen, air, sampah, biodesel, bahkan urin.

Para peneliti Belanda saat ini tengah sibuk membuktikan keampuhan "si air kuning". Penelitian sampai saat ini masih dilakukan. Kabar baiknya, sejauh ini berjalan lancar dan hasilnya amat menjanjikan.

Bersama-sama dengan Universitas Delft, lembaga penelitian DHV telah mengembangkan teknis pemrosesan urin. Baru-baru ini mereka berhasil mendapatkan hak paten di Cina, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Eropa.

"Kami memproses urin yang dikumpulkan, secara konvensional dan kimiawi. Melakukan pendekatan untuk menghasilkan 'energi kuning'," kata Andreas Glesen, Manajer Inovasi DHV Research, seperti dimuat Radio Nederland (RNW).

Di Belanda, energi yang didapat dari urin dapat memasok energi 30.000 rumah. Itu pun hanya dari urin manusia. Jika produksi urin ditingkatkan, maka pasokannya bisa bertambah lima kali lipat.

Proses untuk menjadikan urin sumber energi alternatif sejatinya sederhana. Urin mengandung senyawa amonia. Jika dipanaskan secara perlahan, urin akan berubah menjadi gas amonia. Gas tersebut dapat dimasukkan ke dalam sel bahan bakar (fuel cell), sejenis generator, dan kemudian digunakan untuk menghasilkan lisrik.

Dengan pasokan urin yang selalu tersedia, energi listrik yang dihasilkan pun bisa diadakan setiap saat. Berbeda dengan energi yang dihasilkan dari angin dan minyak, yang bergantung pada kondisi alam.

Tak hanya jadi sumber energi, residu pemrosesan urin, asam fosfat, juga bisa digunakan untuk membuat pupuk, yang tak berbahaya karena tak mengandung bahan kimia.

Salah satu hasil temuan penelitian tersebut akan dibuka untuk para investor. Meskipun biaya awalnya cukup tinggi. Namun biaya tersebut akan terbayar kembali dalam waktu 8-10 tahun. Di Belanda, jangka waktu tersebut masih masuk akal dan bisa diterima.

Pesawat Kertas Berhasil Terbang di Udara



Museum Dirgantara terbesar di Amerika Serikat membuat proyek unik untuk meningkatkan minat pelajar terhadap ilmu sains. Pima Air and Space menamakan proyek ini The Great Paper Airplane Project. Pelajar dibebaskan membuat rancangan pesawat. Tapi, bahan dasarnya harus dari kertas.

Pelajar dari Arizona pun membuat pesawat kertas yang dinamakan Arturo's Desert Eagle. Pesawat kertas tersebut ditarik ke langit oleh sebuah helikopter dan mampu terbang sekitar 98 mil per jam sebelum kembali ke bumi.

Dari ketinggian 824 meter di atas tanah, pesawat dengan bobot 363 kilogram dengan panjang 13,7 meter dan lebar 7,3 meter ini pun sukses terbang.

Keberhasilan ini menjadikan Arturo Valdenegro, pelajar berusia 12 tahun, diundang untuk membuat versi asli Arturo's Desert Eagle. Insinyur B2 Steel Art Thompson pun siap membantu Arturo

Bebarapa Gunung Berapi, Berpotensi Aktif Kembali



Erupsi Merapi 
Indonesia merupakan laboratorium gunung api dengan jumlah gunung api aktif terbanyak di dunia. Sejumlah 127 gunung api aktif mengancam jutaan orang yang tinggal di kawasan sekitarnya.

Dari jumlah tersebut, hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh Pusat Vulaknologi dan Mitigasi Bencana (PVMB). "Itu dari gunung api di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi Utara," tambahnya.

"Di Jepang satu gunung dipantau oleh 5 orang. Sedangkan di sini, satu orang memantau lima gunung," ujar Surono selaku Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMB) saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa 1 Mei 2012.

Selain pemantauan yang tidak merata, Surono mengakui bahwa alat untuk memantau gunung api juga kurang lengkap.

"Paling tidak, harus ada seismik, GPS, filtmeter (alat ukur kemiringan). Nah, paling kebanyakan hanya ada satu saja. Itu pun alatnya sudah tua, tahun 1982," jelasnya.

Surono menyadari memang porsi untuk pemantauan gunung api masih kecil. Lembaganya menerima sebesar Rp100 milyar. Anggaran ini digunakan untuk menggaji 500 karyawan dan juga termasuk untuk mengawasi semua gunung api yang ada di Indonesia.

PVMB memprioritaskan gunung berapi kategori City Volcano untuk dipantau. Gunung api jenis ini berada di lokasi yang sekitarnya banyak penduduk. Surono memperkirakan orang yang beraktivitas di wilayah gunung api tersebut sekitar 5 juta jiwa.

"Itu termasuk para penambang, wisatawan, petani, serta penduduk yang bermukim," katanya. Beberapa gunung berapi aktif yang masuk kategori gunung api kota diantaranya Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Guntur, Gunung Merapi, dan Gunung Kelud

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More